Selasa, 30 November 2010

Televisi

Minggu sore, aku diajak mampir ke kontrakan seorang kawan.
Ngobrol ngalor-ngidul sambil minum kopi.

"Sepi ya, ga ada tv. Ga bisa nonton bola dan film."
Ia berhenti sebentar dan menghirup kopinya.
"Sebenarnya minggu lalu uangku sudah cukup uang untuk beli tv, tapi dapet kabar dari kampung, keponakanku jatuh sakit. Jadi uang untuk beli tv aku kirim ke kampung," lanjutnya.

Ya, lebih baik tak punya televisi daripada tak punya hati, kataku dalam hati.
"Sekarang bagaimana keadaan keponakanmu?"

"Sudah sehat. Kemarin dapet kabar lagi dari kampung, katanya dia minta dibelikan televisi," jawab temanku sambil mengaruk-garuk kepalanya.


Sabtu, 06 November 2010

Di Jalan Pulang

Di jalan pulang, kulihat seorang nenek dalam kebaya lusuh 

Berjongkok di tiang lampu merah, menatap sepi pada keramaian 

Membuka tangannya, berharap belas kasihan para pengendara yang lewat. 


Seketika pandanganku menjadi buram oleh titik-titik air. 

Bertanya dalam hati, kemana gerangan anak-anaknya tercinta?


Kurogoh sakuku, memberi apa yang diinginkannya

Tapi entah kenapa, rintik air di mataku tak juga mau berhenti  


Setiba di rumah, kucium pipi ibuku yang juga mulai keriput. 

Dalam heran ia tersenyum. 

Makin cantik kulihat

Lalu kucium pipinya sekali lagi.

Rabu, 03 November 2010

Suatu Pagi di Mentawai

Mentari pagi, katakan padaku,
kemana ombak membawa membawa ibuku pergi?