Minggu, 27 Februari 2011

Mobil-mobilan


Setelah hampir dua jam berkeliling pasar mainanan anak-anak ini, akhirnya kutemukan juga mainan yang cocok untuk anakku. Mobil-mobilan. Berbahan plastik dan berwarna terang.

"Tolong kopi satu, Bang, " kataku kepada pemilik warung, tempatku mengistirahatkan kaki setelah terasa pegal berkeliling pasar.

Mobil mainan berwarna terang itu keletakkan disampingku sambil membayangkan tubuh mungil anakku mengendarainya. Pasti dia akan senang sekali nanti.

"Baru beli, Pak? Bagus mobil-mobilannya, Pak..." Kata pemilik warung sambil mengantarkan kopi untukku

"Iya, bagus..." Jawabku, "Baru sekarang bisa kebeli, Bang..." lanjutku sambil menuangkan kopi ke piring alas gelas supaya panasnya cepat berkurang.

"Berapa tahun anaknya, Pak?"

"Satu setengah tahun, " jawabku sambil membuka dompet dan memperlihatkan foto anakku

"Cakep ya, Pak. udah bisa ngapain aja?" tanyanya lagi sambil memandangi foto anakku

"Udah bisa lari... Kemarin saya lihat dia ngejar-ngejar ayam tetangga..."

"Ha ha ha..." Kami tertawa bersamaan

"Enak ya, Punya anak..." katanya pelan

"Anaknya umur berapa, Bang?" Aku balik bertanya pada pemilik warung

"Saya belum punya... Belum dikasih Tuhan." jawabnya pelan.

"Oh... Sudah berapa lama menikah?" tanyaku lagi

"Enam Tahun, Pak. Kayaknya sepi nggak punya anak, ya. Jadi malas pulang. Saya udah periksa ke dokter, ke orang pinter juga, Tapi belum ada hasilnya. Kadang-kadang malu kalo ketemu teman lama atau saudara, sering diledekin! Katanya burung saya nggak tokcer..." katanya tersenyum pahit.

"Kalau nonton berita, saya sering dengar ada bayi dibuang sama orang tuanya, sampai ada yang mati kedinginan gitu... Pengen banget saya ketemu satu, biar saya aja yang urus... Tapi kok, saya nggak pernah ketemu ya?" lanjutnya.

Kami terdiam sejenak. "Sabar ya, Bang, Mudah-mudahan tahun ini dapet anak dari Tuhan.." Kataku menghiburnya


"Makasih, Pak," katanya. Kemudian dia bangkit memindahkan kardus-kardus minuman yang mulai terkena air hujan yang mulai datang dengan gerimisnya


Sebentar kemudian warung kopinya sudah dipenuhi oleh orang-orang yang meyelamatkan diri dari hujan. Di antara derasnya hujan, terlihat anak-anak kecil berebutan menawarkan jasa payungnya kepada orang-orang yang berteduh di dalam warung. Beberapa tersenyum senang mendapatkan orang-orang yang mau memakai jasa mereka, sebagian anak anak lainnya segera mencari calon penyewa jasa mereka yang kebetulan berteduh di depan-depan toko mainan.


Bertepatan dengan habisnya kopiku, hujan mulai reda. Anak-anak pengojek payung dengan pakaian yang masih basah berkumpul di pinggiran warung, menghitung pendapatan mereka. Beberapa anak terlihat menggigil kedinginan. Kemudian mereka menukarkan koin-koin mereka kepada pemilik warung. "Untuk uang kembalian," kata pemilik warung kepadaku tanpa ditanya.


Akhirnya hujan benar-benar berhenti. "Ini uang kopinya, Bang. Makasih ya, Bang... Semoga Tahun ini diberikan anak oleh Tuhan ya..." kataku menghiburnya sekali lagi.


"Iya, Makasih ya, Pak... Semoga anaknya seneng punya mobil-mobilan baru," jawabnya.


Sambil berjalan menuju halte, sudah terbayang tingkah lucu anakku mengendarai mobi-mobilan ini.Tak sabar rasanya supaya cepat sampai di rumah.


Di dalam bus yang mengantarku pulang, terdengar pengamen menyanyikan lagu Iwan Fals : 

Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia, buah hatiku
Doa kami di nadimu


Nak, ayah pulang. Ayah bawakan mobil-mobilan. Jangan ngejar-ngejar ayam tetangga lagi ya...

Jumat, 04 Februari 2011

Februari

Begitu anggun cara kupu-kupu itu menari dengan kedua sayapnya.
Dedaunan terpesona, bunga-bunga bermekaran menyaksikannya.

"Aku percaya pada love at the first sight.
Itulah yang membawaku sampai kepadamu.
Dan tak akan ada yang bisa memisahkan kita,"
katamu waktu itu dengan manja.

Lalu kupu-kupu terbang menghilang berganti hujan

Februari dilamun hujan
Aku dilamun sepi
Kau ada di mana kini?

“Dia ada di hatimu,” kata gerimis di kaca jendela menghiburku.
“Ya, tentu saja hanya ada dia di sana,” sahut hujan di mataku.