Sabtu, 21 November 2009

Tanpa Dirimu

Semua berjalan seperti biasa, Sang Surya masih menampakan diri dari timur dan pergi beristirahat ke ufuk barat. Lalu senja datang membukakan pintu bagi sang malam, yang kemudian menaburi langit dengan ribuan bintang-bintang mungil nan elok yang mengerling menggemaskan.

Ya, Semua berjalan seperti biasa kecuali hidupku. Ada yang hilang dari diriku yaitu dirimu. Bidadari cantik yang biasanya menemani hari-hariku dengan belaian lembut penuh sayang dan kata-kata mesra penuh cinta.

Bagai lumpuh tak berdaya menjalani hidup tanpa dirimu. Namun aku berusaha untuk tetap tenang. Sekuat tenaga menahan butiran air yang mengembun di kedua mataku. Mengusapnya dengan cepat, agar tidak jatuh mengalir ke pipiku, tempat yang sering kau sentuh dan kau cium.

Kuhibur hatiku, berharap semoga sakit sepi ini hanya sementara. Berharap nanti akan terbiasa dan kuat menjalani hidup tanpa dirimu. Dan kuhabiskan waktu bermanja-manja dengan puisi, untuk sekedar melupakan kenangan indah bersama dirimu yang justru membuat hatiku makin sepi.

Ya... Aku berusaha untuk tetap tenang. Mencoba menjalani hidup seperti sebelum adanya dirmu. Tapi entah mengapa, hingga kini, masih saja hatiku menggigil dalam sepi. Tanpa dirimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar