Kamis, 12 November 2009

Turun mesin puisiku

Turun mesin puisiku
Setelah sekian lama setia bersamaku
Mungkin telah letih didera sang waktu

Sekarang puisiku berada di bengkel puisi nomor satu
Beristirahat untuk waktu seminggu
Agar kembali memiliki kekuatan baru.

Puisiku bukanlah puisi keluaran baru
Telah berumur lebih dari Sewindu
Kini hanya kuat menderu
Tapi lemah melaju
Puisi yang selalu menemaniku
Di jalan penuh debu.

Aku datangi mekanik puisiku
Yang terlihat memiliki tampang lugu
Tapi mungkin saja menipuku tanpa ragu
Mana aku tahu ...?
Mungkin saja ia memasangkan titik, koma dan tanda tanya palsu di puisiku
Atau mungkin juga suatu tanda seru palsu!

Tak sabar lagi aku menunggu
Kembali berada di dalam puisiku
Lalu melaju tanpa ragu
Menyusuri negeri-negeri baru
Di kerajaan buku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar