Berjongkok di tiang lampu merah, menatap sepi pada keramaian
Membuka tangannya, berharap belas kasihan para pengendara yang lewat.
Seketika pandanganku menjadi buram oleh titik-titik air.
Bertanya dalam hati, kemana gerangan anak-anaknya tercinta?
Kurogoh sakuku, memberi apa yang diinginkannya
Tapi entah kenapa, rintik air di mataku tak juga mau berhenti
Setiba di rumah, kucium pipi ibuku yang juga mulai keriput.
Dalam heran ia tersenyum.
Makin cantik kulihat
Lalu kucium pipinya sekali lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar