Kamis, 06 Januari 2011

Januari

Hujan. Januari memang selalu datang membawa hujan. Rinainya melantunkan harmoni saat menyentuh dedaunan, tanah, dan atap rumah.

Duduk di beranda rumah, seorang lelaki tua menikmati kopi dan rokok kreteknya. Kabut kecil dari mulut dan kedua lubang hidungnya seperti membentuk lambaian tangan dari orang-orang yang dicintainya

"Pak, berhenti merokok, dong... Itu kan nggak bagus bagi kesehatan Bapak..." Begitu kata putrinya kemarin.

"Iya, Nak, besok Bapak berhenti merokok. Ah, kau semakin mirip saja dengan ibumu..." Jawabnya lembut.

Sambil menikmati hangatnya kopi, ia meresapi sisa-sisa kehangatan yang tertinggal saat merayakan tahun baru bersama anak-anak dan cucu-cucunya kemarin.

Memeluk cucu baginya seperti mengembalikan masa mudanya. Masa-masa dimana ia bersama dengan istrinya tercinta, memanjakan anak-anaknya yang sekarang telah menjadi orang tua dari malaikat-malaikat mungil itu. Ia seperti mendapatkan kembali keceriaan anak-anaknya dulu di rumah masa kecil mereka. Sungguh dia tidak ingin kehilangan saat-saat itu.

Dan sebagaimana kehidupan telah mengajarinya, di mana ada pertemuan selalu akan ada perpisahan, siang tadi, anak-anak dan cucu-cucu harus kembali pulang ke kota. Mereka memilik dunianya sendiri. Dan kota mempunyai kesibukannya sendiri. Ia mengantar mereka yang dicintainya sampai ke persimpangan jalan besar. Satu persatu mendapatkan pelukan yang hangat dan kuat darinya.

"Dadaaa, Opunggg...!!!" Teriak cucu-cucunya sambil melambaikan tangan. Dibalasnya lambaian tangan para malaikat kecilnya dengan sepenuh senyuman.


Kopi hangat sudah habis, begitu juga rokok kreteknya. Malam datang membawa sepi, ia masuk ke dalam rumah, memandang photo istrinya, lalu bernyanyi :

Na sonang do hita nadua
Saleleng ahu rap dohot ho
Nang ro di na sari matua
Sai tong ingotonhu do ho

Mungkin Januari memang sengaja datang membawa hujan untuk menemaninya bernyanyi.

Hupeop sude denggan ni basam
Huboto tu ahu do roham
Nang ro di na sari matua
Sai tong ingotonhu do ho






***Catatan : Terjemahan lagu Na sonang do hita nadua :

Bahagianya kita berdua
Selama aku ada bersama dirimu
Hingga tiba pada masa tua

Yang kuingat hanyalah dirimu

Kurasakan semua keindahan cintamu
Ku tahu hatimu hanya untukku

Hingga tiba pada masa tua 
Yang kuingat hanyalah dirimu




1 komentar: