Senin, 27 Desember 2010

Pohon Natal

Setelah sekian lama tiada berguna dan menjadi penghuni tetap di gudang yang pengap dan berdebu, pohon pisang pajangan dari plastik itu akhirnya memperoleh tempat terbaik di tengah-tengah ruang keluarga. Bak ratu sejagat dengan selendangnya, pohon pisang itu tersenyum manis diselendangi rangkaian lampu natal.

"Cantik pohon natalmu. Kontekstual!" puji seorang sahabat yang membantu menyulap pohon pisang pajangan itu menjadi pohon natal.
"Apa itu kontekstual?" tanya si pemilik pohon Natal
"Mana aku tahu. Teman satu kostku sering mengucapkan kata itu. Dia mahasiswa teologi. Pasti maknanya bagus"
"Oh... Gitu ya... Mungkin maksudnya keren?"
"Mungkin..."

"Padahal, tadinya, pohon pisang pajangan ini sudah mau aku tukar dengan abu gosok, lho..." kata si pemilik pohon natal

"Coba nyalakan lampunya!" pinta sang sahabat.

Lampu natal dinyalakan. Lalu rangkaian lampu natal berkerlap-kerlip dengan gembira, secara silih berganti mengucapkan selamat natal.

"Wah... Kontekstual banget...!" kata sang sahabat dengan decak kagum
"Keren banget maksudmu?"
"Iya... Maksudku begitu!"

Kedua sahabat itu saling berpandangan, tersenyum, lalu saling mengucapkan selamat Natal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar